Appliance & Electronics Show (Indonesia)‪10:00-17:00 | 27 نوفمبر. 2024 - 30 نوفمبر. 2024‪JIExpo Kemayoran Jakarta (JIE)
اتجاهات الصناعة

Industri Elektronik Indonesia yang Berkembang: Tantangan dan Peluang


Brief:

Pemerintah Indonesia memprioritaskan manufaktur elektronik dalam sektor industri. Kuartal ketiga tahun 2022 mencatat pertumbuhan yang mengesankan, terutama dalam barang logam dan elektronik. Namun, Indonesia mengimpor barang elektronik senilai $25,5 miliar pada tahun 2022, dengan 53% berupa komponen akibat tantangan seperti penyedia domestik yang terbatas, infrastruktur yang kurang memadai, dan tenaga kerja yang kurang terampil. Meskipun ada hambatan, GDP industri elektronik diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,71% pada tahun 2022, didorong oleh permintaan tinggi. Segmen elektronik konsumen, dengan pasar 64 juta rumah tangga, merupakan yang paling berkembang, menunjukkan peningkatan pendapatan sebesar 39,4% YoY pada tahun 2020 dan proyeksi pertumbuhan sebesar 12,2% dari tahun 2020 hingga 2025, mencapai $9,988 miliar.


Pemerintah Indonesia telah menjadikan perangkat elektronik sebagai salah satu prioritas manufaktur dalam sektor industri yang berkembang pesat. Sejak tahun 2018, pemerintah telah mengidentifikasi elektronik sebagai salah satu sektor industri utama yang akan dikembangkan.

Beberapa sektor industri mencatat pertumbuhan yang luar biasa pada kuartal ketiga tahun 2022, terutama dalam barang logam dan barang elektronik, dengan pertumbuhan sebesar 12,56%. Namun, Indonesia masih mengimpor banyak produk elektronik pada tahun 2022, mencapai $25,5 miliar.

Sebanyak 53% atau $13 miliar dari total impor berupa komponen untuk industri elektronik dan telematika. Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas elektronik ini karena beberapa masalah penting.

Pertama, kurangnya penyedia komponen dalam negeri, sebagian produksi elektronik Indonesia untuk pasar domestik, dan integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk pasar global masih minimal. Sebanyak 80 dari 510 UKM terlibat dalam sektor manufaktur peralatan listrik.

Kedua, infrastruktur yang kurang memadai. Sebagian besar operasi manufaktur di Indonesia terpusat hanya di Jawa dan Batam.

Ketiga, tenaga kerja kurang terampil. Hanya 1,4% yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, Indonesia masih didominasi oleh populasi yang kurang terampil. Pada tahun 2018, 11,4% lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menganggur, dan 5,2% lulusan perguruan tinggi menganggur.

Peluang bisnis melalui pertumbuhan industri elektronik

Saat ini, GDP industri elektronik diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,71% pada tahun 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh permintaan yang tinggi.

Segmen elektronik konsumen di Indonesia adalah yang paling berkembang, hal ini disebabkan oleh pasar rumah tangga yang besar dengan 64 juta orang.

Pada tahun 2020, pendapatan dalam industri elektronik mencapai sekitar $5.553 juta, menunjukkan peningkatan sebesar 39,4% YoY. Dalam segmen ini, diharapkan akan terjadi peningkatan sebesar 12,2% dari tahun 2020 hingga 2025, dengan nilai transaksi mencapai $9.988 juta.

سابقالتالي >